Sabtu, 24 Maret 2012

Faktor-Faktor yang Mempengarui Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: 1) Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa) yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. 3) Faktor pendekatan belajar (aproach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah,2007:132).

Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Aspek Fisiologis
Faktor fisiologis inimasih dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1)      Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan.
2)      Nutrisi harus cukup.
Karena  kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan lekas mengantuk, lekas lelah dan sebagainya. Terlebih bagi anak yang masih sangat mudah pengaruh itu besar sekali.
3)      Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu.
Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan sejenis itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan akan tetapi dalam kenyataannya penyakit semacam ini mengganggu aktivitas belajar.
4)      Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca indera.
Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal sekitarnya dan belajar dengan menggunakan panca inderanya, baiknya berfungsi panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik (Suryabrata, 2008:235-236).
Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa,namun diantara faktor-faktor rihaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.
1)      Inteligensi dan bakat
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Sedangkan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang pada masa yang akan datang. Kedua aspek kejiwaan (psikis) ini besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung mengalami kesukaran dalam belaja, lambat berfikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik, akan mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orangyang tidak memiliki bakat itu (Dalyono, 2007:55).
Selanjutnya, bila seseorang yang mempunyai inteligensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah. Demikian pula jika dibandingkan dengan orang yang inteligensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang berbakat lagi pintar (inteligensi tinggi) biasanya orang tersebut sukses dalam karirnya (Dalyono, 2007:55)
2)      Minat dan Motivasi
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber, minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungan yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu.
Motivasi ialah keadaan internal organisme, baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  1. Motivasi interistik. Yaitu hal dan keadaan yang berasal dari diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar termasuk dalam motivasi interistik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhan terhadap materi tersebut.
  2. Motivasi ekstrinsik. Yaitu hal dan keadaan yang dating dari luar individu siswa yang juga mendorong siswa untuk belajar, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah. Suri teladan orang tua, guru dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar (Dalyono, 2007: 57).
3)       Sikap Siswa
         Sikap adalah gejala yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif, sikap siswa yang positifterutama kepada guru dan mata pelajaran yang akan disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru, apalagi jika didiring kebencian terhadap mata pelajaran dan guru dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa dan prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa maka guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan mata pelajaran yang menjadi faknya.
Faktor eksternal siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: yakni faktor sosial dan faktor non sosial.
1.      Faktor lingkungan sosial.
Lingkungan sosial adalah seperti para guru, staf adminisrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, para guru yang selalu menunjukkan sikap dan prilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik khususnya dalam hal belajar Selanjutnya yang termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dengan tetangga, dan juga teman-teman sepermainan di lingkungan siswa tersebut, lingkungan kumuh yang serba kekurangan akan mempengaruhi aktivitas belajar mereka.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik penegelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik atupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2.      Faktor Lingkungan Non Sosial
         Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakanserta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ketempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi, kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh burukterhdap kegiatan belajar siswa.
Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli bernam J Biggers berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih efektif daripada pelajar pada waktu-waktu lainnya. Namun menurut penelitian beberapa ahli (gaya belajar) hasil belajar itu tidak bergantung waktu secara mutlak tetapi tergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapan siswa.
Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercaya berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar siswa, tidak perlu dihiraukan lagi. Sebab, bukan waktu yang pentinng dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam belajar melainkan kesiapan system memori siswa dalam menyerap, mengelola dan menyimpan itemitem informasi dan pengetahuan yang dipelajari siswa.
3.      Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah profesional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
         Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagimana yang telah dipaparkan, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar, misalnya; mungkin sekali berpeluang untuk prestasi belajar yang bermutu siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive (Syah, 2007:155).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar